Jurnal Timo Scheunemann Part 7
Saya perhatikan di kolom komentar, ada sebagian netizen yang khawatir strategi kita terbaca lawan karena ada publikasi lewat tulisan dan video. Jangan khawatir kawan, kalaupun diperhatikan lawan, semua info yang ada adalah ilmu standar sepak bola modern. It’s not a secret!
Masalahnya, ilmu seperti yang dapat Anda saksikan di akun Instagram @prgramgarudaselect sangat jarang diajarkan di Indonesia, apalagi hingga ke akar rumput. Ilmu sepak bola modern ini harus semakin menyebar demi kemajuan sepak bola Indonesia. Inilah alasan saya menyanggupi permintaan manajemen untuk menulis tentang pengalaman saya bersama Garuda Select: demi penyebaran ilmu sepak bola modern.
Nah, salah satu pilar penting dari ilmu sepak bola modern adalah latihan intensif. Sebagai penjelasan, latihan yang intensif artinya dari awal sampai akhir pemain berlatih dengan penuh konsentrasi dan kerja keras. Pemain tidak diberikan kesempatan untuk sesekali santai saat latihan berlangsung.
Mengapa latihan yang intensif begitu krusial? Alasannya, selain kemampuan teknis, taktis (kecerdasan dalam bermain), dan fisik terasah dengan maksimal, konsentrasi dalam bermain juga dibiasakan sesuai tuntutan saat bertanding.
Menariknya, Des Walker selaku pelatih kepala menjelaskan bahwa kemampuan seorang pemain dalam berkonsentrasi begitu penting. Bahkan, jauh lebih penting dari makanan yang sesuai kebutuhan seorang atlet sepak bola. Tentu bukan berarti makan dan minum yang sehat tidak penting. Akan tetapi, kemampuan untuk menjaga fokus jauh lebih besar pengaruhnya dalam memenangi sebuah pertandingan.
Dengan pertimbangan itulah maka Dennis Wise (Direktur Teknik), ditemani oleh Des Walker, membiasakan para pemain berlatih dengan intensitas tinggi. Sedikit saja kendor secara fisik (kurang kerja keras) atau mental (tidak konsentrasi), pemain pasti kena tegur. Penting di sini saya tambahkan bahwa seorang pelatih harus memastikan dirinya berimbang dalam memberikan teguran dan pujian kepada anak didiknya.
Salah satu cara Dennis Wise menjaga intensitas tinggi sejak awal latihan adalah dengan memanggil nama setiap pemain yang tidak bergerak ataupun memegang rambut atau menggaruk hidung saat bermain rondo (tim membentuk lingkaran dengan tiga pemain berusaha merebut bola di tengah). Pemain yang disebut namanya harus masuk ke tengah bersama pemain yang berada di sebelah kiri maupun kanannya. Dengan begitu pemain langsung dipaksa untuk fokus sejak detik pertama latihan.
Contoh lainnya, Des Walker, setelah mengucapkan selamat pagi atau selamat sore di awal latihan, langsung menyebut sebuah angka. Pemain harus dengan cepat berkelompok sesuai angka yang disebutkan. Grup yang paling telat berkumpul akan terkena hukuman berupa push-up. Hal kecil, tapi cukup efektif membuat pemain “terjaga” dan “awas” sejak awal latihan.
Ketika latihan berlangsung, selalu saja ada elemen kompetisi. Saat latihan teknik contohnya, barisan yang paling lambat atau paling sedikit berhasil mengeksekusi teknik dengan baik, akan terkena hukuman. Begitu juga saat bermain small-sided games point, diberikan untuk hasil seri atau menang lalu di akhir latihan tim dengan jumlah poin paling sedikit dikenai hukuman berlari.
Satu lagi cara ampuh menjaga intensitas latihan adalah dengan membatasi waktu untuk permainan yang menguras tenaga. Saat bermain possession 8v4 misalnya, keempat pemain yang berusaha merebut bola dihitung berapa kali bisa merebut bola dalam waktu dua menit. Alasannya, karena hanya dalam dua menit pemain bisa all-out sehingga latihan tidak berlangsung santai-santai akibat kehabisan tenaga.
Semoga semakin banyak klub dan SSB di Indonesia yang berlatih dengan intensitas tinggi. Hal ini memungkinkan kemampuan teknik pemain diasah sesuai game speed dan fisik pemain meningkat secara jauh lebih efektif. Sekaligus membiasakan pemain untuk mengasah kemampuan berkonsentrasi, sehingga kemungkinan meraih kemenangan dalam setiap pertandingan semakin meningkat.
Salam,
Timo Scheunemann
Kommentare