JOURNAL TIMO SCHEUNEMANN PART 10.
Sepak bola dimainkan dengan hati (kemauan), kaki (skill), tubuh (fisik), dan yang super penting, dengan otak (mental dan kecerdasan bermain). Salah satu fokus utama para pelatih Garuda Select adalah membenahi pengambilan keputusan yang dilakukan talenta muda kita. Tidak mengherankan, mengingat kesalahan dalam mengambil keputusan seringkali menjadi pembeda antara yang menang dan kalah.
Alur Pengambilan Keputusan
Kunci pengambilan keputusan dengan benar adalah pemain mengetahui situasi sebelum ia menerima bola. Kata kuncinya: sebelum. Jika sebelum menerima bola sang pemain sudah paham situasi di sekitarnya, ia tentu akan paham apakah harus mengontrol bola terlebih dahulu atau langsung mengalirkan bola (one touch).
Selanjutnya, jika bola memang harus dikontrol terlebih dahulu, pemain sudah paham ke mana sentuhan pertama harus diarahkan, ke mana bola harus diumpan, dan ke mana harus melakukan pergerakan tanpa bola setelah memberi umpan.
Sebaliknya, apabila pemain tidak paham situasi sebelum menerima bola, semuanya akan terkesan untung-untungan, dan keputusan yang tepat menjadi sulit untuk diambil. Alhasil, bola sering hilang dan “sepak bola untung-untungan” atau chance football akan tercipta.
Jangan harap bisa mengatasi tim kuat dengan chance football!
Inilah salah satu alasan utama mengapa pemusatan latihan berbulan-bulan di Inggris sangat berguna. Sedikit saja membuat keputusan yang salah, lawan akan menghukum kita. Pemain menjadi sadar akan keputusan-keputusan salah kaprah yang selama ini mereka praktikkan.
Kapan Membangun Serangan dan Kapan Melakukan Counter Attack?
Saat pemain Garuda Select berhasil merebut bola, tim pelatih selalu menekankan untuk memilih bermain ke depan. Pemain harus mengambil keputusan untuk membangun serangan (apabila formasi lawan tersusun dengan baik), atau kapan dengan cepat harus melakukan counter attack (saat banyak pemain lawan masih dalam pergerakan maju sehingga banyak ruang terbuka yang bisa dimanfaatkan).
Ada empat fase pertandingan dan masing-masing fase membutuhkan keputusan dan tindakan yang berbeda.
Fase pertama, lawan menguasai bola dan kita berada dalam situasi formasi tidak rapi (kalah jumlah). Fase kedua, lawan menguasai bola dan posisi masing-masing pemain kita teratur dan ketat. Fase ketiga, kita menguasai bola dan formasi lawan berada dalam situasi belum rapi (kita menang jumlah). Fase keempat, kita menguasai bola saat lawan sudah berada di posisi masing-masing dengan rapi.
Pemain Garuda Select terus diasah untuk memahami situasi fase mana yang sedang terjadi di lapangan, sehingga keputusan yang sesuai situasi (tidak asal) bisa dilakukan.
Semoga salah satu tujuan utama program Garuda Select untuk menciptakan pemain yang cerdas bisa tercapai.
Salam,
Timo Scheunemann
Comments