JOURNAL TIMO SCHEUNEMANN PART 11.
Karena begitu pentingnya keputusan yang tepat dalam sepak bola, saya menulis mengenai topik ini hingga tiga bagian. Semuanya dengan misi membuat pemain kita menanggalkan kebiasaan buruk bermain chance football. Kali ini, saya akan membagikan pelajaran berharga yang diterima Dodi Irawan dan Edgard Amping.
Kapan Maju Menekan Lawan dan Kapan Menunggu?
Saat latihan, Dodi yang berposisi sebagai center back pernah mendapatkan arahan yang menurut saya cukup menarik. Saat itu, Dodi melakukan kesalahan umpan dalam membangun serangan. Dalam usahanya untuk membenahi kesalahan, Dodi maju dengan maksud menekan pemain lawan yang berhasil mengintersep bola. Maksudnya baik, namun Dodi malah melakukan dua kesalahan beruntun. Yang seharusnya dilakukan adalah justru mundur.
Kunci mengetahui kapan menekan dan kapan mundur saat bertahan adalah dengan memerhatikan pemain lawan yang menguasai bola. Apabila lawan tidak mendapat pressing, maka barisan pertahanan dan barisan tengah harus mundur. Atur posisi. Pastikan formasi berdiri rapi dan ketat antarpemain. Sebaliknya, saat lawan yang menguasai bola bisa di-press rekan kita (tidak berdiri bebas), maka itulah saatnya semua pemain bergerak naik dengan agresif menutup ruang gerak lawan.
Keputusan Penting Bek Sayap Dalam Bertahan
Edgard yang berposisi sebagai wing back juga mendapat pengajaran yang sama. Ada tiga opsi yang bisa dilakukan saat pemain sayap lawan menguasai bola.
Ada saatnya ia harus menekan secara ketat dengan tujuan merebut bola. Opsi pertama ini dilakukan saat jarak memungkinkan, sehingga Edgard masih sempat datang menekan tepat saat bola sampai di kaki lawan.
Opsi kedua, Edgard harus naik menekan, namun hanya sebatas contain (membayangi) tanpa berusaha merebut bola. Opsi ini dipilih saat jarak masih memungkinkan untuk datang menekan, namun tidak cukup waktu untuk tiba saat lawan mengontrol bola. Dalam situasi seperti ini, penting untuk tidak melakukan step in (menggerakan kaki maju untuk merebut bola), cukup bayangi (contain) dan arahkan lawan. Saat lawan terpaksa mengumpan ke belakang, itu sudah bagus. Misi selesai. Jangan paksakan untuk merebut bola.
Opsi ketiga, Edgard drop ke belakang. Opsi ini dipilih saat jarak ke pemain sayap lawan terlalu jauh. Apabila dipaksakan maju menekan, tentu bola sudah keburu diumpan ke depan. Percuma. Edgard malah tidak bisa membantu di daerah pertahanan. Selain itu, opsi ini dipilih saat ada pemain lawan lain yang posisinya lebih ke depan ketimbang sayap lawan, sedangkan di saat yang sama, center back terlambat atau memang tidak bisa bergeser ke sisi sayap.
Dengan demikian, pemain tersebut harus dijaga lebih dahulu (diprioritaskan). Dalam situasi seperti ini, pemain sayap lawan harus mendapat penjagaan dari gelandang bertahan yang bergeser ke sayap atau pemain sayap kita yang turun ke belakang.
Semoga bagian pertama hingga ketiga bisa dicerna dan dipraktikkan. Harapan saya, pemain kita semakin menanggalkan kebiasaan bermain “sepakbola untung-untungan” atau chance football.
Let’s play smart!
Salam,
Timo Scheunemann
Comments