top of page
Search

Ilmu Menjaga Gawang untuk Yogi Hermawan

JOURNAL TIMO SCHEUNEMANN PART 8

Yogi Hermawan mendapatkan kesempatan emas menimba ilmu menjaga gawang dari beberapa pelatih kiper yang sarat pengalaman. Terpilih karena performanya yang menunjukan potensi bersama Barito Putra U16, Yogi berkembang pesat bersama Program Garuda Select jilid dua.


Berasal dari Medan, Yogi baru bermain sebagai penjaga gawang saat menginjak bangku SMP. Semasa SD ia bermain sebagai pemain lapangan atau nonkiper. Hal yang positif sebenarnya karena seorang penjaga gawang modern dituntunt mampu membangun serangan baik dengan tangan maupun kaki. Seperti Manuel Neuer, contohnya. Namun di sisi lain, Yogi masih banyak kekurangan dalam hal teknik, tetutama teknik menangkap bola. Maklum, Yogi belum lama menjadi seorang penjaga gawang.


Selama memantau perkembangan Yogi, saya melihat beberapa hal penting yang dipelajari Yogi dan penjaga gawang lainnya selama mengikuti program Garuda Select.


Yang paling mencolok menyangkut distribusi bola. Yogi, Rizky, dan Angga, belajar membuat keputusan yang tepat saat menguasai bola. Bola hanya boleh diumpan ke samping saat center back atau bek sayap tidak berada dalam posisi rawan tekanan.


Perhatikan diagram 1!

Jadi, penting sekali untuk memastikan arah umpan tidak membuat si penerima bola harus berbalik badan. Waktu yang diperlukan untuk menguasai umpan yang tidak tepat, memberi kesemptan pada lawan untuk datang menekan. Umpan juga tidak diberikan saat lawan berdiri teralu dekat sehingga di saat bola bergulir, atau yang lazim disebut “traveling time”, lawan sempat bergerak untuk menekan.


Selain itu keputusan mengenai distribusi bola harus dilakukan dengan cepat mengingat sedikit saja terlambat mengumpan bola, situasi dan kondisi bisa saja berubah.


Bila bola akan diumpan jauh, Yogi dan kawan-kawan belajar untuk mengarahkan bola ke pemain sayap. Mengapa? Karena pemain sayap kita memiliki kecepatan dan secara postur tidak kalah jauh dengan sayap ataupun bek sayap lawan. Situasi di tengah berbeda, mengingat center back lawan rata-rata memiliki postur yang akan memudahkan mereka untuk memenangi duel-duel udara.


Khusus saat melakukan goal kick, penjaga gawang dilatih untuk memberikan arahan kepada rekan-rekannya apabila akan melakukan tendangan melambung jauh. Pemain diarahkan untuk memenuhi sisi kiri atau kanan lapangan.


Perhatikan diagram 2!


Perhatikan bahwa sisi seberang dibiarkan kosong. Semua pemain bergeser ke salah satu sisi lapangan guna memaksimalkan kemungkinan memenangi bola. Apabila tidak mampu langsung memenangi bola, paling tidak bola kedua (second ball) atau “bola muntah” mampu dimenangi.


Kuncinya adalah saat melakukan duel tidak menyerah walaupun kalah postur. Paling tidak dengan melompat sambil bersender pada lawan kekuatan bola yang disundul lawan akan berkurang. Hal ini akan memberikan kesempatan pada rekan yang lain untuk memenangi second ball.


Intinya sama. Apakah pemain lapangan ataupun penjaga gawang, sebelum melakukan sesuatu harus bisa menganalisis situasi dan mengambil keputusan yang logis. Bermain bola memang harus menggunakan otak sehingga apapun yang pemain lakukan ada ujung pangkalnya.


Salam,

Timo Scheunemann

Recent Posts

See All

Commentaires


bottom of page