Rafli menjadi tempat bertanya bagi rekan pemain apabila mereka ingin tahu tentang menu makanan, porsi latihan, tips-tips lain.
Kehadiran Muhammad Rafli Asrul yang kembali bergabung di Program #Garudaselect sangat membantu bagi pemain yang baru bergabung di angkatan ketiga. Rafli menjadi tempat bertanya bagi rekan pemain apabila mereka ingin tahu tentang menu makanan, porsi latihan, tips-tips lain hingga apa saja hal yang disukai oleh pelatih dari sejak sebelum mereka berangkat ke Inggris pada Desember 2020 dan itu terus berlanjut hingga sekarang.
Frezy Al-Hudaifi mengaku sangat terbantu dengan kehadiran Rafli. Bukan hanya terkait proses adaptasi saja, melainkan juga terkait performa di atas lapangan. Kebetulan, Frezy juga berposisi sebagai gelandang serang seperti Rafli.
"Dia selalu mengingatkan bahwa permainan di Inggris berbeda dengan di Indonesia. Di sini, kami harus bermain lebih cepat dan hal itu saya rasakan sendiri ketika menghadapi Port Vale U18," kata pemain kelahiran Jakarta, 21 April 2004 tersebut. "Saya belajar banyak dari Rafli, terutama dari cara dia memberi umpan dan ketenangan ketika menguasai bola. Masih banyak yang harus saya pelajari darinya. Biasanya, kami berdiskusi mengenai banyak hal setelah latihan."
Rafli adalah sosok yang ramah. Dia kerap bercanda dan tidak sungkan untuk bermain bersama dengan yang lain. "Kami sering bercanda hingga main Playstation bersama-sama. Ia juga terkadang minta makanan saya," Frezy menjelaskan sambil tertawa.
Hal tersebut diakui pula oleh Edgard Amping. Edgar merasa bahwa pengalaman yang dimiliki Rafli sangat bermanfaat bagi para pemain baru. "Ia punya teknik dan ball feeling yang sangat baik. Ia juga cepat dalam berpikir, umpan-umpannya selalu memanjakan para pemain depan," kata Edgard. "Kalau di luar lapangan, Ia orangnya sangat ramah dan terbuka. Ia sering berkumpul dengan teman-teman lain untuk bernyanyi atau saling bercanda."
Bukan hanya akrab dengan pemain Indonesia, Rafli juga sering menghabiskan waktu bersama dengan teman-teman pemain dari luar Indonesia. Meski awalnya sempat mengalami kesulitan dalam berkomunikasi, Rafli mengatakan bahwa ini merupakan pengalaman berharga baginya untuk belajar mengenai kultur negara lain serta menambah teman.
"Kami sudah mulai bisa berbicara dalam bahasa Inggris karena sudah bersama-sama dalam adaptasi selama lebih dari satu bulan disini, jadi tidak banyak kesulitan untuk berkomunikasi dengan mereka bagi saya pribadi," Rafli menjelaskan.
Comments