Juna bahkan harus tinggal di hotel selama tiga bulan karena pembatasan sosial yang sudah terlanjur berlaku sepulangnya dari Inggris.
Ketika para pemain Garuda Select angkatan kedua tiba di Jakarta pada 26 Maret 2020, ada satu cerita menarik. Salah satu pemain yakni Arjuna Agung, harus tertahan di Jakarta. Penyebabnya bukan faktor kesehatan pemain yang bersangkutan, melainkan bandara di tempat tinggalnya, Jayapura, harus ditutup sementara.
Tepat pada hari itu, Otoritas Bandara Sentani, Papua, menutup sementara aktivitas penumpang sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19. Alhasil, Juna, sapaan akrabnya, harus tertahan di Jakarta yang ternyata berlangsung hingga tiga bulan lamanya.
Hari-hari pertama di hotel ia jalani dengan normal dan tanpa ada kendala. Namun, seiring berjalannya waktu, rasa penat pun mulai menghampiri. Semua itu dilakukan demi mematuhi protokol yang ditetapkan selama masa pandemi.
"Sebenarnya, rasa bosan pasti ada. Sudah kayak orang gila saya sendiri di hotel, di kamar saja tidak ke mana-mana. Tetapi tidak ada pilihan lain karena memang itu yang harus dilakukan untuk tetap menjaga kesehatan bersama," kata Juna saat dihubungi Mola TV.
Tinggal di hotel sejak 26 Maret 2020, Juna baru bisa pulang ke Jayapura pada 15 Juni 2020. Meski demikian, ia tetap tidak melupakan protokol yang diterapkan, dan yang terpenting, selalu menyempatkan waktu untuk berlatih sendiri.
"Saya tetap harus menjaga kebugaran dan harus latihan terus. Hal yang paling saya ingat adalah pelajaran untuk bermain simpel dan efektif. Selain itu, penguasaan bola juga terus ditingkatkan," ucapnya.
Selama mengikuti pelatihan Garuda Select di Inggris, Arjuna lebih sering diplot bertugas di wilayah pertahanan. Tidak jarang, dirinya menjadi opsi pelatih saat merotasi area belakang, bersama pemain lain seperti Dodi Irawan dan Kakang Rudianto.
Σχόλια