Tulisan opini Timo Scheunemann.
Walaupun sudah tidak lagi terlibat di program Garuda Select, saya akan selalu mendukung dan bersedia membantu sebisa mungkin, karena saya percaya program ini sungguh luar biasa.
Setelah musim lalu menyaksikan langsung program ini dari hari ke hari, saya semakin meyakini bahwa Garuda Select akan berdampak super positif bagi pesepak bola muda kita. Pertanyaan yang mungkin ada di benak banyak pihak adalah mengapa program ini harus dilakukan jauh-jauh di luar negri, dan mengapa harus Inggris?
Pertanyaan ini bisa dijawab dari banyak sisi. Dari sisi komersial, tentu lebih menarik menyaksikan pemain kita bertanding melawan tim-tim asal eropa, apalagi banyak di antaranya adalah akademi klub kelas dunia. Namun, saya lebih tertarik membahas dari sisi teknis perkembangan pemain mengingat profesi saya sebagai pelatih.
Inggris bukan tempat yang bersahabat bagi pemain kita dari aspek cuaca. Kondisi cuaca Inggris lebih sulit dan menantang (curah hujan tinggi, angin ekstrem, suhu udara rendah) dibandingkan negara-negara di dataran kontinental Eropa seperti Jerman, Spanyol, ataupun Portugal. Namun, kondisi yang sulit bagi pemain kita ini justru berfungsi apik untuk menempa mental mereka.
Selain itu, karena buruk dan sulit ditebaknya cuaca ini, secara otomatis pemain jadi lebih banyak berdiam diri di asrama setelah menjalani latihan. Efeknya, selama di Inggris pemain betul-betul hanya fokus pada latihan dan pertandingan, sehingga perkembangan pesat dalam waktu singkat bisa terjadi.
Alasan kuat lainnya adalah semua lawan yang dihadapi di Inggris mengandalkan fisik dan postur tubuh. Di sinilah mentalitas dan kecerdikan pemain ditempa. Di satu sisi pemain otomatis dididik agar tidak cengeng, untuk mengimbangi permainan keras lawan. Di sisi lain, pemain menjadi paham bahwa kita harus bermain sesuai kelebihan kita.
Oke, dari sisi postur dan ketebalan otot kita kalah, tapi kita punya kecepatan dan kelincahan. Artinya, pemain belajar untuk bermain cepat dari kaki ke kaki untuk semaksimal mungkin menghindari benturan badan, serta menempatkan bola panjang yang bersifat duel lari (kecepatan), dan bukan duel benturan badan, termasuk duel udara (postur).
Bila hal itu dilakukan secara konsisten, termasuk tentunya menerapkan prinsip-prinsip modern dalam hal bertahan maupun menyerang, pemain kita mendapatkan pengalaman yang begitu beharga. Mereka menjadi paham bahwa kita bisa mengimbangi, bahkan mengalahkan, tim-tim kuat asal luar negri!
Latihan yang diberikan tentu sangat “ala Inggris” mengingat tim pelatih semua berasal dari Inggris. Saya sendiri lebih nyaman dengan metode melatih Jerman. Maklum, saya mengambil lisensi B dan A di Jerman, tapi hal itu tidak penting karena yang utama adalah perkembangan pemain itu sendiri.
Jadi, diskusi apakah Garuda Select lebih baik dijalankan di Spanyol, Portugal, Jerman, ataupun Italia, sebenarnya tidak terlalu penting. Mengapa? Karena yang utama adalah pemain kita berkembang dalam hal wawasan permainan (taktik), power, dan mentalitas.
Setiap latihan Garuda Select di bawah arahan Denis Wise, Des Walker, ataupun Danny Homes, kaya akan arahan taktik, baik bagi tim secara keseluruhan maupun setiap pemain secara individu. Setiap sesi latihan, dibawah arahan pelatih fisik Jake, baik di *gym* maupun di lapangan, juga kaya akan pengembangan fisik terutama ketebalan otot yang tentu berdampak pada power dan eksplosivitas.
Sekali lagi, yang penting adalah pemain belajar prinsip-prinsip sepak bola modern, dan itu bisa mereka dapatkan di mana saja di Eropa, termasuk di Inggris. Nah, karena kekurangan pemain kita selain soal taktik adalah fisik (power) dan mentalitas, maka saya menilai bahwa penempatan program Garuda Select di Inggris sudah sangat tepat.
Harapan saya, dan pastinya harapan kita semua, adalah agar pemain-pemain tidak melupakan arahan dan gemblengan yang mereka dapatkan di Inggris. Ada dua hal penting yang harus ada untuk memastikan efektivitas program ini berjalan dalam jangka panjang.
Pertama, dan yang paling utama, adalah kesadaran pribadi masing-masing pemain. Soal makan, pola latihan individual, dan lain-lain, hanya bisa berdampak positif apabila pemain menyadari dan mau untuk melakukannya.
Kedua, akademi asal para pemain perlu lebih serius lagi mengembangkan kualitas akademi mereka masing-masing. Masih teralu banyak klub pro yang memandang remeh akademi pro elite mereka. Alhasil, setelah 6 bulan kompetisi pro elite berjalan tim dibubarkan. Ini tentu menjadi masalah bagi perkembangan pemain kita.
Harapan dan doa saya adalah agar program Garuda Select betul-betul efektif dan menjadi pembeda dalam perkembangan sepak bola nasional di kemudian hari.
Salam Super Soccer,
Coach Timo Scheunemann
Comments